Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Andre Rosiade sempat menyebut bahwa ada karyawan PT Sarinah (Persero) yang dilarang menggunakan hijab.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati merespon bahwa informasi tersebut tidak benar. Sebab, tidak ada kebijakan perseroan yang mengatur larangan hijab bagi karyawan.
Menurutnya, perseroan mendukung setiap perbedaan dan keberagaman para karyawannya, dan berupaya membalut Bhineka Tunggal Ika dalan penerapan di setiap kebijakannya.
“Kami di Sarinah ini sangat berusaha membalut Bhineka Tunggal Ika. Jadi dari Sarinah sendiri tidak ada kebijakan untuk karyawan Sarinah,” ujarnya saat ditemui di Gedung Sarinah, Senin malam (17/4).
Fetty mengungkapkan, perseroan sangat menghormati dan menghargai keberagaman agama dan budaya di internal lingkunhan Sarinah. Sehingga, kebijakan yang diskriminatif semacam pelarangan jilbab itu pastinya tidak bisa dilakukan.
Fetty menyebut, keberagaman budaya san agama dilakukan di seluruh level karyawan, mulai level manajer umum (GM), wakil presiden (VP), dewan direksi Sarinah, hingga ke pegawai toko.
“Jadi, bisa lihat direktori retail kita juga sangat beragam, teman-teman di level VP, level GM, sampai di karyawan admin, sampai di toko pun sangat beragam,” sebutnya.
Fetty menambahkan, perseroan memberikan kesempatan kepada semua karyawan agar bisa mengenakan atribut agama masing-masing. Keberagaman juga dapat terlihat di beberapa kegiatan yang mencerminkan sikap toleransi pada setiap agama.
“Jadi kita lihat juga beberapa kegiatan-kegiatan yang memang tidak ada sama sekali ada unsur larangan atau batasan-batasan mengenai cara-cara keagamaan,” pungkasnya.