Jadi ‘Nyawa’ Listrik di RI, PLTU Kini ‘Kambing Hitam’ Polusi
Polusi udara di DKI Jakarta menyeret Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara ke dalam pusaran permasalahan. PLTU batu bara dianggap sebagai salah satu penyebab polusi tersebut.
Mengutip paparan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, terkait peningkatan kualitas udara Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek), yang disampaikan pada https://totokas138.monster/ Rapat Terbatas Kabinet di Istana Negara, Jakarta Senin (14/8/2023), sektor transportasi merupakan pengguna bahan bakar paling besar di Jakarta.
Data itu menunjukkan, sektor transportasi berkontribusi sebesar 44% dari penggunaan bahan bakar di Jakarta, diikuti industri energi 31%, lalu manufaktur industri 10%, sektor perumahan 14%, dan komersial 1%.
Dengan kontribusi yang cukup besar, PLTU batu bara pun kini jadi perhatian.
PLTU Batu Bara Jadi ‘Nyawa’ Listrik RI
Data PT PLN (Persero) mencatat, total kapasitas listrik terpasang milik Holding dan anak perusahaan PLN hingga Desember 2022 mencapai 44.939,88 MW dengan 31.328,92 MW (69,71%) berada di Jawa. PLTU batu bara menyumbang kapasitas terbesar dengan kontribusi 20.418,50 MW (29,57%).
Di bawah PLTU terdapat pembangkit listrik gas uap (PLTGU) sebesar 11.764,85 MW (17,04%). PLN bukan satu-satunya produsen listrik di Indonesia.
Selama tahun 2022, jumlah energi listrik produksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sendiri dan sewa sebesar 183.819,03 Giga Watt per hour (GWh).
Dari jumlah tersebut, 69,72% diproduksi oleh PLN Holding, dan 30,28% diproduksi anak perusahaan yaitu PT Indonesia Power, PT PJB, PT PLN Batam.
Produksi total PLN (produksi sendiri, sewa, beli, dan proyek) pada 2022 sebesar 308.002,30 GWh.
Adapun total kapasitas terpasang nasional, termasuk pembangkit sewa dan produsen listrik swasta (Independent Power Producers/ IPP), hingga akhir 2022 adalah 69.039,60 MW.
Menilik data Global Energi Monitor, memang PLTU berbahan dasar batu bara kerap dibangun di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Berikut tren perkembangannya.
PLTU di Indonesia terkonsentrasi di Jawa-Madura-Bali dengan total kapasitas mencapai 26,382 MWh, sementara Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara yang mencapai 629 MWh.