Emiten gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) milik Tommy Soeharto PT GTS Indonesia Tbk (GTSI) menargetkan investasi sebesar US$508 juta atau Rp7,5 triliun hingga tahun 2026, seiring dengan inisiatif pemerintah yang mendorong energi terbarukan.
Menurut data SKK Migas, pemerintah menargetkan produksi LNG di tahun 2023 sebesar 204 kargo, lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi LNG di tahun 2022 yang mencapai 196 kargo. Hal ini seiring program transformasi bahan bakar hijau, dari bahan bakar minyak menuju bakar gas.
GTSI menyambut baik peluang tersebut. Direktur Keuangan GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan, perseroan membidik investasi sebesar US$19,75 juta atau Rp291,2 miliar di tahun 2023.
Dandun merinci, tahun ini GTSI akan membeli kapal Liquified Natural Gas (LNG) carrier small size seharga US$ 12,5 juta, https://idpromeja138.com/ kemudian initial dry docking seharga US$ 4 juta, mobilization senilai US$ 550 ribu, kemudian pelengkap dari ekspansi itu yakni PPH22, bea masuk dan juga PPN impor US$ 2,7 juta.
Lebih jauh lagi, GTSI memiliki rencana investasi jangka panjang hingga tahun 2026. Adapun besaran investasinya mencapai US$508 juta atau Rp7,5 triliun.
Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma mengatakan, pihaknya akan membangun storage & shuttle LNG yang membutuhkan dana US$ 50 juta di 2024, dan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) atau Kapal Unit Penyimpanan dan Regasifikasi Terapung senilai US$ 265 juta.
GTSI juga akan melakukan proyek regasifikasi senilai US$ 175 juta yang diproyeksikan beroperasi di Juni 2026. Lalu, pembangunan LNG retail dan bunkering senilai US$18 juta yang akan selesai di kuartal II 2024.
Adapun pendanaan dari beberapa investasi tersebut akan didanai melalui belanja modal atau capital expenditure. Namun, Tammy tidak menutup kemungkinan jika kedepan, perusahaannya akan mengadakan aksi korporasi seperti right issue untuk merealisasikan investasi tersebut.
“Salah satunya right issue (sumber dananya), tapi kita juga partner ya, yang selama ini kita telah lakukan ya partner, seperti dengan negara Jepang, begitu” kata dia.
Di kesempatan yang sama, Dandun mengatakan, GTS Internasional mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar US$19-20 juta di tahun 2023.