Aneh! Harga Emas Sedang Terbang, Saham PSAB Malah Tumbang

Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder

  • PSAB kembali membukukan kerugian pada tahun 2022 karena turunnya pendapatan.
  • Harga saham PSAB terbilang murah dengan PBV di bawah 1, namun harga sahamnya masih dalam trend penurunan.
  • PSAB menganggarkan belanja modal (capex) senilai US$ 100 juta di sepanjang tahun 2023 yang akan dialokasikan untuk proyek tambang emas Doup.

Salah satu emiten komoditas emas yakni PT. J Resources Asia Pasific Tbk (PSAB) telah merilis laporan keuangan hingga akhir tahun 2022. Namun sayangnya hasil dari laporan keuangan tersebut mengecewakan para investor. Dimana PSAB justru kembali membukukan kerugian di kala harga emas dunia sedang melambung tinggi.

Pada laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2022 PSAB membukukan kerugian US$21,8 juta, naik dibandingkan kerugian 2021 sebesar US$2,9 juta. Kerugian tersebut berasal dari penurunan pendapatan sehingga menyebabkan produksi PSAB juga menurun.

Hingga saat ini pergerakan harga saham PSAB masih dalam trend penurunan meskipun harga sahamnya dihargai dengan harga murah saat ini.

Bagaimana prospek PSAB ke depan? Apakah masih mampu membukukan laba? Mari simak.

Melihat hasil laporan keuangan hingga per 31 Desember 2022 di mana PSAB berjalan PSAB tercatat merugi Rp250 miliar dibandingkan dengan tahun 2021 yang masih membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp118 miliar.

Rugi tersebut berasal dari penurunan pendapatan menjadi Rp1,5 triliun, lebih rendah dibandingkan 2021 tercatat Rp3,3 triliun. Untuk beban usaha tidak ada kenaikan yang signifikan, sehingga kerugian tersebut berasal dari penurunan kinerja atas pendapatan PSAB.

Secara harga kewajaran dimana harga saham PSAB saat ini masih terbilang undervalued alias murah dengan PBV di bawah 1.

Dalam menghasilkan Gross Profit Margin (GPM) PSAB berada di angka yang cukup tinggi di 50,27%. Dimana ini adalah angka keuntungan dari selisih pendapatan dengan beban pokok pendapatannya. Net Profit Margin (NPM) PSAB berada di angka negatif di -21,76%. Angka ini menunjukkan bahwa PSAB tidak mampu dalam menghasilkan laba alias masih membukukan kerugian.

Return On Equity (ROE) PSAB pun berada di angka negatif di -7,24%. Karena masih membukukan kerugian, sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bukanlah menghasilkan keuntungan tapi kerugian. Return On Asset (ROA) juga berada di angka negatif di -2,70%. Karena masih membukukan kerugian, sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bukanlah menghasilkan keuntungan tapi kerugian.

Secara Debt to Equity Ratio (DER) PSAB berada di angka yang kurang sehat di 141,71%. Yang berarti total hutangnya jauh lebih besar dibandingkan total modalnya, sehingga dalam kemampuan membayar kewajiban terhadap modalnya PSAB dianggap tidak mampu. Cash Ratio (CR) PSAB berada di angka yang cukup kecil di 2,84%. Dimana likuiditas PSAB begitu amat kecil sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancarnya pada kas dianggap kurang baik.

Melihat dari keempat kompetitor PSAB, secara PBV memang PSAB yang masih terlihat murah dengan PBV di bawah satu. Namun sayangnya dalam menghasilkan laba bersih (NPM) PSAB justru paling buruk dengan angka negatif. Dikarenakan PSAB masih membukukan kerugian pada laporan keuangan tahun 2022 sehingga NPM nya masih berada di angka negatif. Walaupun secara margin PSAB berada di angka yang cukup tinggi 50,27% namun menurunnya pendapatan membuat PSAB masih kalah bersaing dibandingkan kompetitornya dalam menghasilkan profit.

Prospek Bisnis

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 100 juta di sepanjang tahun 2023. Capex akan dialokasikan untuk proyek tambang emas Doup yang memiliki cadangan sebanyak 1.8 juta oz emas, hampir 60 ton emas yang akan ditambang. Adapun sumber daya emas yang tersedia di Doup mencapai 3,4 juta oz, umur tambang Doup bisa lebih dari 15 tahun bahkan 20 tahun.

Selain fokus menyelesaikan pembangunan proyek Doup, tahun ini PSAB juga akan memaksimalkan produksi dari tambang yang masih aktif, terutama proyek pertambangan emas Bakan di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Proyek Bakan akan mulai berproduksi dari pit baru Tapagale di tahun ini. Perseroan berharap lewat beroperasinya pit anyar ini dapat menekan biaya produksi dan menaikkan volume produksi.

Melihat pergerakan harga emas dunia. Dimana harga emas global (XAU) tembus hingga US$2050. Kenaikan harga emas global di topang oleh krisis perbankan AS dan Eropa dan inflasi global, sehingga investor beralih ke aset yang lebih aman yakni emas. Kenaikan harga emas global juga berpengaruh pada kenaikan harga emas dalam negeri serta ke pergerakan harga saham beberapa emiten yang ada di Indonesia.

Namun sayangnya kenaikan harga emas global belum berpengaruh signifikan pada pergerakan harga saham PSAB. Yang dimana jika melihat secara trend major, PSAB masih dalam area penurunan alias downtrend. Harga saham PSAB sempat mengalami kenaikan 46% pada awal Januari 2023 dari harga Rp108 menuju tertinggi di harga Rp158. Namun sayangnya kenaikan tersebut hanya sementara atas efek kenaikan harga emas global. Dikarenakan secara kinerja PSAB belum mengalami perbaikan sehingga harga sahamnya kembali menurun.

Layak koleksi atau tidak?

Secara harga kewajaran PSAB memang masih terbilang murah dengan PBV di bawah satu. Namun sayangnya dengan margin yang cukup besar belum bisa membuat PSAB membukukan keuntungan atau laba. Dimana masih menjadi perhatian Perseroan ke depan agar dapat meningkatkan pendapatan untuk menghasilkan profit.

Serta trend penurunan harga saham PSAB yang masih terjadi hingga saat ini membuat harga saham PSAB belum begitu cukup menarik untuk dipantau. Sehingga saat ini PSAB belum begitu menarik. Investor bisa menunggu hasil ekspansi pertambangan emas PSAB di tahun 2023 dengan harapan Perseroan dapat meningkatkan pendapatan dan melakukan perbaikan kinerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*