Tiga saham baru resmi melantai di bursa pada Selasa (18/4/2023) hari ini atau di hari perdagangan terakhir sebelum cuti bersama Idul Fitri 1444 H.
Namun, ketiganya bergerak cenderung beragam, ada yang berhasil menyentuh auto reject atas (ARA), tetapi ada yang sudah menyentuh auto reject bawah (ARB).
Adapun ketiga saham baru tersebut yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Era Digital Media Tbk (AWAN), dan PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN).
Untuk saham MBMA, pada perdagangan perdananya sudah melesat hingga belasan persen. Tetapi saham MBMA belum berhasil menyentuh ARA. Per pukul 09:34 WIB, saham MBMA melonjak 13,84% ke posisi Rp 905/saham, dari harga IPO-nya di Rp 795/saham.
Sedangkan untuk saham AWAN berhasil menyentuh ARA di perdagangan perdananya, yakni meroket 35% ke posisi Rp 135/saham, dari harga IPO-nya di Rp 100/saham.
Namun sayangnya, saham MENN justru menyentuh ARB di perdagangan perdananya, di mana saham MENN ambruk 8,97% menjadi Rp 71/saham, langsung berada di bawah harga IPO-nya di Rp 78/saham.
Setidaknya, sudah ada 34 saham baru yang melantai di bursa sepanjang tahun ini. Namun, beberapa masih ada yang mencatatkan kinerja yang kurang cemerlang hingga hari ini. Meski begitu, beberapa juga sudah cukup membaik.
Dengan tiga saham IPO yang melantai di bursa pada hari ini yang nasibnya bervariasi, maka dapat dikatakan bahwa saham-saham IPO 2023 sejatinya tidak bernasib serupa dengan saham-saham IPO di tahun-tahun sebelumnya, yang umumnya berhasil mencetak ARA pada perdagangan perdananya.
Alasan saham IPO 2023 ini masih dinilai kurang menggembirakan karena investor cenderung menilai bahwa saham-saham IPO ini hanya mementingkan untuk keperluan penambahan modal, bukan untuk mengedepankan prospek. Alhasil, investor menilai bahwa risiko saham IPO 2023 cenderung lebih besar.
Di lain sisi, banyak saham IPO 2023 masuk ke dalam papan akselerasi, sehingga investor menilai bahwa saham-saham tersebut masih tergolong kecil.
Psikologis para pelaku pasar pada saham-saham akselerasi yang baru saja IPO adalah menjadi sentimen negatif. Diketahui saham yang masuk dalam papan akselerasi memiliki aset yang cukup kecil.
Untuk saham MENN sendiri, alesan investor cenderung tidak tertarik karena penggunaan dana IPO ini akan digunakan untuk pembayaran hutang kepada pihak ketiga sehingga hal ini juga menjadi sentimen negatif bagi para investor.
Ditambah, harga yang ditawarkan juga sudah cenderung premium dengan price to book value (PBV) menyentuh 2 kali yang membuat para investor ingin mendapatkan harga saham MENN dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga penawaran saat IPO.
Diketahui, saham baru yang melantai di bursa pada hari ini memiliki sektor yang berbeda. Namun, sebagian besar merupakan saham sektor teknologi.
Untuk saham MBMA sendiri merupakan saham emiten tambang nikel yang dimiliki oleh konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir. MBMA sendiri merupakan salah satu anak usaha dari emiten pertambangan mineral yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Sedangkan untuk saham AWAN sendiri bergerak di sektor teknologi, terutama bergerak di bidang konten digital. Terakhir, saham MENN juga merupakan saham teknologi yang bergerak di bidang Penyedia Solusi Sistem Informasi Berbasis Internet of Things (IoT).